Berita

Rupiah Melemah, DPR Desak Pemerintah Alokasikan Anggaran Jaring Pengaman Sosial

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fauzi H. Amro mengatakan, pelemahan rupiah yang terus berlanjut bisa memicu revisi asumsi makro dalam APBN. Jika nilai tukar terus tertekan dan melewati ambang batas yang ditetapkan, DPR akan mendesak langkah korektif dari pemerintah.

“Terkait kemungkinan revisi asumsi makro, termasuk nilai tukar rupiah dalam APBN, tentu akan kami pertimbangkan jika pelemahan ini berlanjut. Ini bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi dampaknya sangat nyata bagi daya beli masyarakat dan harga kebutuhan pokok,” ujar Fauzi H. Amro dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, 27 Maret 2025.

Ia juga menekankan bahwa perlindungan sosial harus menjadi prioritas agar masyarakat tidak menanggung dampak dari depresiasi rupiah. Menurutnya pelemahan rupiah akan terasa pada penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

“Kami tidak ingin rakyat menjadi korban pertama. Jika diperlukan, DPR akan mendorong alokasi anggaran yang lebih besar untuk jaring pengaman sosial guna meredam dampak pelemahan rupiah,” katanya.

Fauzi mendesak pemerintah, khususnya otoritas fiskal dan moneter, untuk segera mengambil langkah konkret guna menjaga stabilitas ekonomi. Menurutnya, kepercayaan pasar harus dipulihkan agar nilai tukar tidak terus tertekan. “Situasi ini harus ditangani dengan cepat dan tepat. Jika tidak, beban ekonomi yang ditanggung masyarakat akan semakin berat,” tegasnya.

Terpisah, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi NasDem, Martin Manurung menilai kondisi ekonomi akan kembali membaik setelah tahap penyesuaian (adjustment) pasar terhadap kebijakan pemerintahan Prabowo selesai. Menurutnya, masyarakat harus menunggu hingga akhir semester satu untuk melihat ekonomi kembali menggeliat.

“Fundamental ekonomi sampai saat ini masih cukup baik,” ujar Martin Manurung kepada Inilah.com pada Kamis, 27 Maret 2025. Martin menyebut, rontoknya IHSG hingga ke titik terendah hanya fenomena sesaat yang tidak bisa dijadikan patokan bahwa ekonomi Indonesia sedang buruk.

Begitu juga dengan lemahnya rupiah hanya menjadi faktor jangka pendek sehingga tidak bisa jadi tolok ukur dalam melihat kondisi ekonomi secara holistik. “Faktor sesaat itu bersifat dinamis, kapan saja bisa berubah, baik mengalami kenaikan maupun penurunan secara radikal,” ucap Martin.

Selain karena faktor di dalam negeri, terdapat juga faktor luar yang memengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia. Menurut Martin, perekonomian global saat ini sedang tidak menentu, sehingga Indonesia harus mencari cara agar ekonomi Indonesia kokoh tanpa harus terpengaruh dengan gejolak yang terjadi di luar negeri.

“Menurut saya, pemerintah perlu memperkuat faktor dalam negeri, seperti menahan hasil devisa ekspor, menyiapkan keberlanjutan hilirisasi, dan lain sebagainya,” ucapnya.

Sumber : inilah.com
Editor : Andhika Dinata
Jurnalis : Andhika Dinata

admin

Website Resmi Anggota DPR RI Martin Manurung, S.E., M.A.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close