DPR Dorong Holding UMi Integrasi Produk Permodalan dan Peminjaman
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung menyayangkan produk Holding Ultra Mikro (UMi) berupa permodalan dan peminjaman dana usaha, kendati dibutuhkan, namun belum menjangkau seluruh masyarakat. Terlihat dari banyaknya pelaku UMKM yang meminjam dana secara informal melalui rentenir dan pinjaman online (pinjol).
“Nah jadi tadi itu yang kami sampaikan, masukan, tujuannya adalah bagaimana kita bisa membuat pelaku usaha mikro kecil itu mendapatkan akses pembiayaan di sektor formal, ketimbang mereka jatuh ke rentenir atau ke lintah darat dan sebagainya” ujar Martin usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dengan PT BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam rangka pengawasan pelaksanaan ultra mikro, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, 3 Februari 2022.
Legislator dapil Sumatera Utara II ini mendorong perusahaan yang tergabung dalam Holding UMi yakni PT BRI, PT Pegadaian, dan PT PNM segera mengedukasi masyarakat. Ia juga meminta seluruh pegawai di ketiga perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai seluruh produk di Holding UMi, tidak hanya produk dari perusahaan asalnya saja.
“Tadi juga saya sudah mendorong agar BRI sebagai leader dari holding umi bisa secara tangkas memberikan edukasi kepada masyarakat dan menawarkan produk-produk yang selama ini dimiliki oleh Pegadaian dan PNM. Mantri-mantri KUR-nya BRI itu kan banyak sekali di lapangan, kalau mereka bisa ikut mensosialisasikan produk produk PNM Ulam, Mekar, terus kemudian Pegadaian, bahkan sampai ada produk pinjaman harian, nah itu sangat bagus sekali,” tutur Martin.
Politisi Partai NasDem ini juga meminta program pendampingan bagi pelaku UMKM yang mengakses permodalan di Holding UMi dioptimalkan. Selama ini, ia menilai proses integrasi ketiga perusahaan terkait pendampingan pelaku UMKM belum maksimal. Hal ini ditemui Martin saat kunjungan ke lapangan, bahwa masih banyak pegawai yang kesulitan menerangkan produk perusahaan lain yg tergabung dalam Holding UMi.
Martin mendorong tiga BUMN tersebut yang tergabung ke dalam Holding Umi untuk mengintegrasikan seluruh personelnya di lapangan. “Jadi sebenarnya bukan hanya memberikan pinjaman, tapi memberikan pendampingan kepada pelaku pelaku usaha,” ucapnya.
Terkait program digitalisasi UMKM, Martin menyebut hal itu menjadi tujuan selanjutnya. Untuk saat ini Ia ingin seluruh pelaku UMKM bisa memiliki akses yang luas terhadap sistem keuangan yang formal. Holding UMi saat ini harus fokus dan menyusun strategi program yang efektif untuk mengejar target 20 juta nasabah di tahun 2024.
Sumber: Tempo